Kebohongan terbesar adalah ketika aku katakan "aku baik saja"...
Aku tidak baik-baik saja. Di matamu, barangkali kau tetap melihatku
kuat dan bahagia. Tapi setiap ujung malam, kugelung selimut agar mampu
tidur dalam. Lebih dari sekali kamu menerobos masuk tanpa izin
dalam impian, membuatku bangun dengan jantung berdebar kencang dan
keringat yang mengocor seperti air keran.
Aku pernah jadi masokis yang suka menyiksa diri sendiri dengan
mengunjungi tempat-tempat ke mana kita biasa pergi. Kubayangkan kembali
betapa nyamannya jika kamu ada di sisi, mendampingi, meski hanya separuh
hati. Kubuka kembali pesan-pesan lawasmu hanya demi sedikit rasa hangat
di hati. Aku rela membayar apapun, dengan cara apapun, demi
mendapatkannya sekali lagi.
Tapi tahukah kamu apa yang paling menyiksa dari semuanya? Kejatuhanku
yang sangat dalam padamu membuatku takut tak bisa lagi jatuh cinta.
Kamu sudah mengambil semuanya, padamu sudah kuberikan segalanya — tak
ada sekerat pun rasa yang tersisa untuk cinta selanjutnya. Aku mati
rasa, hatiku tak bisa lagi membuka.
Dalam titik-titik terlemahku sempat terucap permohonan agar diberikan
amnesia. Atau matikan saja aku, tak peduli jika Tuhan mengirimku ke
neraka. Merindukanmu adalah bentuk terkejam dari hukuman Tuhan —
kemampuanku sebagai manusia sungguh tak seberapa untuk menghadapinya
tanpa kesakitan.
credit to (http://www.hipwee.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar